Pulau Sentosa Singapura; Riwayat mengagetkan Pulau Sentosa di Singapura. Saat sebelum pulau yang ada di perairan selatan Singapura ini dikenali bernama Sentosa, semula sebagai benteng militer Inggris.

Pulau Sentosa yang populer di Singapura tidak datang demikian saja. Dalam catatan perjalanannya, daerah itu dahulunya dikenali sebagai Pulau Belakang Mati. Sebagian orang mengartikan nama itu sebagai “pulau nahas,” tetapi terjemahan yang terbanyak diambil ialah “pulau yang di belakangnya berada kematian.”
Citranya selanjutnya diganti 180 derajart, dinamakan Sentosa yang dalam Bahasa Melayu memiliki arti damai. Disanggupi taman selingan, pantai, resort eksklusif, casino, dan selingan lain, teritori ini menjelma menjadi salah satunya arah terpopuler untuk pelancong internasional. Tetapi, bagaimana semua peralihan ini diawali?
50 tahun kemarin, Singapura membuat Singapore Development Corporation (SDC). Tubuh ini selanjutnya mengganti Sentosa, pulau perdesaan yang mayoritas tidak memiliki penghuni, jadi taman bermain urban.
Pulau selebar 500 hektar ini seperti ujung besar pipa rokok, meliuk disekitaran segi selatan yang saat ini disebutkan Singapura. Wujud dan status Sentosa menjadikan tempat prima untuk beberapa pedagang yang melancong dari dan ke Malaysia. , tempat persembunyian untuk beberapa perampok yang menggempur beberapa kapal di jaman dahulu.
Awalmya, ada tiga dusun khusus di sini: Ayer Bandera, Serapong, dan Belakang Mati. Warga pulau itu ialah kombinasi dari etnis Cina, Melayu, dan Bugis.
Pada 1819, Sir Stamford Raffles datang di lokasi yang selanjutnya kita mengenal sebagai Singapura. Negarawan Inggris itu tinggalkan cap tidak terhapuskan. Bukan hanya di Singapura, tetapi di mayoritas Asia Timur, yang dia telusuri dan catat sepanjang kedudukan diplomatiknya di situ.
Baca juga : Merlion Park Singapura; Jumpai Patung Ikonis Wisata Singapura
Pulau Sentosa Sisa Penjajahan Inggris

Sebagai negara jajahan Inggris, sepanjang paruh ke-2 era ke-19, banyak dibuat benteng disekitaran Singapura. Ada empat salah satunya di Sentosa: Benteng Serapong ada dekat pusat pulau, Benteng Connaught, Battery Imbiah, dan Benteng Siloso yang terletak di ujung barat laut.
Sementara Singapura terkuasai Inggris, tentara tinggal di Pulau Belakang Mati. Pekerja Melayu, Cina, dan India membersihkan baju, menyetir perahu sampan, dan buka tempat untuk anggota militer kulit putih. Walau Sentosa diganti pada 1970, fans riwayat akan mengenal nama banyak lokasi yang menyebar disekitaran pulau.
Benteng Siloso saat ini jadi taman umum dan museum riwayat, tetapi pantai, jalan setapak yang ditinggikan lewat rimba, dan stasiun trem semua memiliki nama Siloso. Battery Imbiah saat ini menjadi tempat penilaian untuk beberapa orang berjalan kaki, bangunan-bangunan yang ditinggal di Benteng Serapong terkenal untuk beberapa fans eksploitasi perkotaan.
Dalam pada itu, resort The Barracks yang menawan pernah menjadi rumah untuk artileri Inggris. Walau fasilitas lebih nyaman belakangan ini, beberapa tamu masih bisa berjemur di sisa lapangan parade.
Baca juga : Chinatown Singapore; Teritori Pecinan Sampai Arsitekture di Singapura
Pulau Sentosa Dahulunya Perdesaan di Singapura

Mayoritas riwayat Sentosa sama dengan riwayat Singapura. Pada 1965, Singapura dengan cara resmi keluar dederasi dengan Malaysia dan memulai cari tahu negara apakah yang mereka harapkan.
Saat perdagangan dan industri tumbuh di Negeri Singa, Sentosa mayoritas masih tetap jadi perdesaan dan tidak memiliki penghuni. Mayoritas warga pergi pada 1970-an dan menetap kembali di pulau khusus Singapura.
Peralihan tiba secara cepat dan menegangkan. Pada 1970-an, pengunjung pulau bisa naik kereta menggantung, tetapi pada sebuah dasawarsa, ada pula trem yang mempermudah untuk keluar dari satu tempat ke lain tempat. Selanjutnya, pada 1992, Sentosa Causeway yang menyambungkan ke-2 pulau disahkan.
Beberapa tempat wisata tiba dan pergi bersamaan beralihnya trend. Underwater World, yang pada waktu itu sebagai oseanarium paling besar di Asia, baru dibuka pada 1991. Jumlah pengunjung berfluktuasi sepanjang tahun, sampai pertunjukan itu tutup pada 2016.
Warisan masa lampau yang lain ialah The Asian Village. Pertunjukan ini serupa Epcot Disney World, dengan “dusun” berlainan yang sebagai wakil Malaysia, Thailand, Filipina, dan beberapa negara Asia lain, ditambahkan beberapa sarana. Tetapi, tempat itu stop beroperasi pada 2000. Saksikan google maps.
Apollo Hotel ialah fasilitas wisata pertama di pulau itu, dibuka pada 1978 dan ditutup tahun 1986. Dalam pada itu, resort pantai pertama di pulau itu ialah Shangri-La, yang menyongsong tamu pertamanya pada 1993. Perlu satu dasawarsa, tetapi pada akhirnya merk eksklusif besar yang lain layani pelancong internasional datang di Sentosa, seperti Capella pada 2009, W pada 2012, dan Sofitel pada 2015.
Baca juga : 22 Tempat Wisata Modern Singapura; Buat Berlibur di Asia
Pulau Sentosa Berkembang Cepat

Atraksi air mancur musikal adalah imbas pembangunan, dan kompleks Resorts World yang meliputi salah satu taman selingan Universal Studios di Asia Tenggara dan sekitaran 1.700 kamar hotel di sejumlah property. “Bersamaan berjalannya pariwisata, harapan semakin tinggi (dan kita harus) buka jalan untuk suatu hal yang baru,” sebutkan Christopher Khoo, direktur eksekutor konselor pariwisata internasional MasterCounsult, diambil dari CNA.
Sekarang ini, ucapnya, pelancong lebih tertarik dengan pengalaman dibanding landmark. Panas dan kelembapan kota yang stabil sudah membuat keinginan untuk pertunjukan pada malam hari. Kreativitas digital dan atraksi sinar juga ada pada daftar peluang wisata yang hendak dipertambah.
Di tengah-tengah peralihan cepat, asumsi Sentosa ialah pulau bikinan terus banyak muncul dari hari ke hari. Reklamasi tempat kemungkinan jadi sumber ketidaktahuan. Pulau Belakang Mati memiliki ukuran sekitaran 280 hektar, dan semenjak 1972, Sentosa sudah berkembang jadi sekitaran 500 hektar.
Salah satunya peralihan besar ialah kembalinya warga menetap ke pulau itu. Tetapi, warga Sentosa kekinian nyaris tidak mempunyai keserupaan dengan warga yang tinggal di Pulau Belakang Mati.
Sentosa Cove, di pantai timur pulau, ialah salah satu komune eksklusif yang terbangun keamanannya di Singapura. Itu secara cepat jadi beberapa real estat yang sering dicari di negara ini.
Sekarang ini, rumah di Sentosa Cov dipasarkan sampai 23 juta dolar Singapura atau sama dengan Rp239 miliar. Umumnya pada mereka mempunyai kolam renang, taman atap, garasi multi-mobil, dan kemewahan kelas tinggi yang lain.
Baca juga : Puteri Harbour Johor Bahru; Tempat Wisata Yang Menarik Laut Yang Cantik
Nach, tersebut cerita mengenai Pulau Sentosa Singapura untuk diketahu oleh banyak orang yang kami peroleh ceritanya dari catatan riwayat mengenai Pulau Sentosa di Singapura. Mudah-mudahan bisa menambahkan wacana Anda mengenai wisata Singapura pada zaman modern saat ini.[]